Naskah - naskah puisi pilihan baca puisi

Wulan Saraswati
Lovina

Temukan bahagia pada senja Lovina
Ia dengan lapang memberi hampa
seperti tak gentar menjadi duka

Bahagialah, bahagialah
begitu  kau sampai di Lovina
taka da murka ombak atau kerut pasir yang mengulum dendam

Bahagialah, bahagialah
            temui dirimu, temui ceritamu
            selain bersedia jinak pada lautan
            kau pun harus paham makna kenangan

Sejauh kau melangkah, sejauh kau berlabuh
kau tetap menjadi Lovina tanpa senja
jika tak tahu rupa bahagia




Lovina, 2016

Wulan Saraswati
Untuk Jayaprana

Kini aku bukan lagi Layonsari
aku bukan lagi yang kau inginkan
aku hanya diriku yang tak mampu memberikan arti
bagi cinta yang tak pasti

Apakah kau mencintaiku?
apakah cinta kita hanya hidup dalam sandiwara?
kita sebagai adegan yang terbuang
tak bisa diterkam cahaya
di panggung kita hanya sekumpulan budak
yang mengemis dialog asmara
kita meminjam kata-kata
untuk tak saling ungkap resah

Aku mencintaimu,
namun tak lagi kudengar cinta
dari batinmu
mungkin kita perlu panggung
untuk saling bercinta
walau hanya semu

Wulan Saraswati
Dari Karangasem

Aku menyentuhmu bersama wangi padi
mengusap lelah rindu di balik bukit
kau masih belum kehilangan bentuk
wajah yang menghijau masih segar
untukku peluk
Dari Karangasem
aku ingin melupakan desah yang kau sulam
melepas gelisah  bersama kekar Gunung Agung
aku susul bahagiaku di pesisir kelok jalanan
ah, rindu terlalu pekat
Dan kembali aku tak mampu
bahkan sewaktu desir angina
yang berbisik di sela pohon aren
aku masih sempat meruatmu
dalam gerah yang setia melekat
Aku bayangkan
Tirta Gangga mengguyur kesedihan
dan Taman Ujung menyatukan hampa
dari setiap sudut desa
Kita sudah selesai menatap pagi di Timur
namun cinta tak kunjung terbit

Matahari Dalam Pohon
Frans Nadjira

“Apakah arti sebuah kata
Jika tidak memancarkan cahaya?
Apakah arti sebatang pohon
Jika tidak menaungi pohon kecil di sekitarnya?”

Jadilah pahlawan dan temukan sebuah jalan
Dalam rumah tangga tersedia banyak pilihan.
Jika tengah malam kau tergaja dari tidurmu
Bangkitkan semua kenangan tentang isterimu.

Betapa anggunnya dia ketika duduk di pelaminan
Betapa cantiknya dia di malam pertama.
Dia bercahaya dan hangat
Bersinar cerah seperti matahari dalam pohon.

Tirai jendela kamarmu tersingkap
Ketika serombongan burung kutilang bersiul riang.
Seperti dirimu, burung-burung pun bagian dari dunia
Bagian dari langit yang tak lelah memancarkan cahaya.

Bagaimana kau memahami misteri cahaya dalam pohon?
Misteri pertemuan dan kelahiran anak-anak?
Jambangan bunga yang membangkitkan kenangan
Tentang mawar di halaman dan rasa sepi  yang menekan?

Kehidupan adalah untuk memberi makna pada hidup
Sebagaimana perjalanan waktu yang berlangsung tak henti.
Kau sadar ucapanmu
Bahwa keluarga bukan sebuah tempat kumuh berdebu
Tapi matahari dalam pohon
Yang selalu bercahaya sepanjang tahun.

*tidak harus membawakan judul puisi-puisi diatas (boleh membawakan judul puisi lain) namun pengarang tetap sesuai dengan pilihan panitia

Komentar